by : BTF
Jumat, April 08, 2011 |
Diposting oleh
S.T
Street Ball Story
Street Basketball atau Black Basketball menjadi trademark permainan bola basket di Washington DC dan New York City pada awal 1900-an. Bakat-bakat hebat bermunculan di kedua kota itu. Maka muncullah liga-liga amatir seperti Washington’s Interscholastic Athletic Association, Black Basketball League, dan the Colored Intercollegiate Athletic Association. Selain menghibur lewat aksi menunjukkan skill di lapangan, unsur hiburan juga diadopsi sebagai pelengkap suasana. Musik yang dipilih berfungsi sebagai perekat antara pemain dan penonton. Bahkan grup band juga sering ditampilkan di lapangan.Black basketball dilirik sebagai sebuah bisnis yang sangat menguntungkan. Populasi penduduk di kota besar Amerika menaik usai Perang Dunia I. Tim seperti Harlem Renaissance (Rens) dan Original Celtics mendominasi panggung Black Basketball pada periode 1920-an.
Rens dan tim-tim streetball lainnya melakukan pertandingan dengan tim bermaterikan kulit putih (all white team) pasca Perang Dunia II. Komunitas kulit hitam di Washington DC dan kota-kota besar lainnya juga merintis pendirian Black Colleges (CIAA) yang menjadikan Central Intercollegiate Athletic Association sebagai salah satu wilayah (conference) liga basket yang disegani di Amerika.
Turnamen Harlem
Pada dekade 1950-an, Holcomb Rucker, veteran Perang Dunia II yang bekerja sebagai karyawan taman kota di New York (New York City Park and Recreation) membuat sebuah turnamen Bintang masa lalu seperti Wilt Chamberlain, Lew Alcindor (Kareem Abdul-Jabbar), hingga Julius ‘Dr. J’ Erving adalah jebolan turnamen yang dirintis Rucker.
Streetball mengalami perkembangan yang dahsyat. Mereka diangkat ke mainstream bola basket Amerika lewat liga mahasiswa NCAA. Tim yang membawa aliran streetball itu antara lain the Phi Slamma Jamma (Houston), the “Hoya Paranoia” (Georgetown), the Runnin’ Rebels of UNLV, dan the Fab Five of Michigan.
Setelah era Michael Jordan, Larry Bird, dan Magic Johnson habis, para pebasket potensial berusaha mengisi kekosongan yang ada. Salah satunya Allen Iverson (Philadelphia 76ers) dengan gaya streetball dan hip hop image. Charles Barkley menjuluki Iverson sebagai “Playground Rookie Of the Year”.
Kultur hip hop pun merasuki NBA. Apalagi setelah Iverson membawa 76ers masuk ke Final NBA 2001. Produsen sepatu AND 1 saat itu juga untuk pertama kalinya menggelar tur Four Annual Summer “Streetball”.
Komunitas streetball, The Street Basketball Association, dibentuk pada 2001. Tujuannya adalah mencetak atlet streetball profesional. Organisasi itu juga menjadi forum komunikasi bagi mereka yang berbakat untuk menunjukkan gerakan-gerakan unik dan inovatif kepada para penikmat basket, baik di Amerika maupun di seluruh dunia.
Di Indonesia Event olah raga yang disponsori oleh perusahaan rokok terkenal ini mulai mendapatkan tempat di hati kawula muda. Sesuai dengan kampanye yang kerap dihembuskan membidik segmen kawula muda. Street Ball yang disponsori oleh perusahaan rokok tersebut merupakan olahraga basket yang telah dimodifikasi dengan menambahkan free style.
Ini tentu menambah daya tarik tersendiri bagi Street ball dengan berbagai gaya dan cara para pemainnya dalam mengolah bola untuk memasukkannya ke dalam keranjang lawannya. Sedangkan IBL yang disponsori pula oleh perusahaan rokok merupakan kompetisi reguler basket di Indonesia yang diikuti berbagai tim basket terkenal seperti ASpac, Satria Muda, Bhineka dll. Seperti halnya NBA di amerika, IBL lebih mengedepankan kompetisi yang sesuai dengan aturan basket pada umumnya.
Pada saat mengkampanyekan event olahraga tersebut, disini terjadi suatu keunikan yang boleh dibilang merupakan persaingan sangat-sangat “smart”. Promosi pada televisi antara street ball dan IBL, mengingatkan kita akan persaingan coca cola vs pepsi cola jaman dulu melalui promosi yang kreatif dan inovatif. Iklan street ball di tv lebih mengedepankan bahwa permainan basket tidaklah harus selalu serius namun bisa diselingi dengan ‘free style’ yang akan membuat permainan basket itu menjadi semakin menarik. Hal tersebut dapat kita lihat pada iklannya di tv bagaimana pemain basket dengan free stylenya melewati lawan-lawannya, sementara lawannya hanya bisa tercengang menonton.
Sedangkan IBL lebih mengedepankan permainan basket yang ‘serius’. memperlihatkan bagaimana seorang pemain basket yang sedang asyik free style mendapatkan teguran dari wasit agar lebih serius. HAl ini menjadikan persaingan yang menarik antara kedua nya dan itu bukan merupakan persaingan yang terakhir dalam mengkampanyekan event olahraga tersebut.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Pengikut
About Me
Fans
Daftar Blog Saya dan Teman
-
pivot stickfigure animator - Pivot Stickfigure Animator is a unique software, that allows you to create stick figure animations easily and without any artistic skills. You can move th...13 tahun yang lalu
-
Blog Archive
-
▼
2011
(10)
-
▼
April
(9)
- Streetball Legend is Playing in The Highest Level ...
- New Year, New Judge
- How To Learn Basic Streetball
- 5 Legenda Streetball Ternama Sepanjang Masa
- Grayson Scott Boucher a.k.a the Professor
- kisah nyata “Sejarah Streetball & Freestyle di Ind...
- Streetball adalah permainan yang sangat populer di...
- Street Ball Story ...
- Sejarah Streetball & Freestyle di Indonesia
-
▼
April
(9)
RM
sms free
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "
Pages
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar